Sejak zaman dahulu, masyarakat Aceh telah mengenal tradisi turun tanah kepada anak yang baru lahir (Peutroen Tanoh Anuek) sebagai perpaduan antara adat, tradisi, dan hukum syariah. Tradisi Peutroen Tanoh Anuek telah menjadi sebuah “kewajiban” dalam kehidupan masyarakat Aceh, terlebih anak pertama yang lahir.
Tradisi Peutroen Tanoh Anuek merupakan acara ritual yang dianggap suci dalam budaya Aceh. Upacara ini diselenggarakan setelah anak dianggap mencapai usia yang cukup, yaitu pada usia 44 hari, tiga bulan, lima bulan, hingga tujuh bulan. Sebelum upacara ini diadakan, bayi biasanya tidak diperkenankan keluar rumah, kecuali dalam situasi khusus.
Ritual budaya Peutroen Tanoh Anuek akan dipandu langsung oleh seorang tokoh agama dalam masyarakat, pelaksanaan upacara tradisional Peutroen Tanoh Anuek. Biasanya akan disiapkan sebuah baki khusus yang berisi kurma, ketan kuning, air zamzam, ayam panggang, dan berbagai jenis buah manis lainnya.
Upacara dimulai dengan penyelenggaraan resepsi (khanduri) sederhana untuk kerabat dan anggota keluarga. Pada awal acara, seorang pemuka agama akan melakukan ritual peusijuek (ditepung tawari) sebagai permohonan kepada Allah SWT untuk mendapatkan Ridha dan Keberkahan. Selanjutnya, tokoh agama menunjukkan cermin kepada anak, dengan tujuan agar anak tersebut tidak melupakan sifat manusia yang memiliki kekurangan. Ini merupakan sebuah pesan untuk merenungkan kekurangan diri sendiri, bukan untuk mencari-cari kelemahan atau celaan pada orang lain. Selama upacara, juga disampaikan nasihat-nasihat moral yang baik kepada anak sebagai ajaran yang diberikan sejak usia dini.
Upacara-upacara yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat Aceh senantiasa mengandung pengaruh dan nilai-nilai dari agama Islam, termasuk dalam tradisi Peutroen Tanoh Anuek yang digelar untuk merayakan kelahiran seorang anak. Semua rangkaian acara ini diselenggarakan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip agama yang mulia, dengan upaya untuk menghindari ekstremisme. Pelaksanaannya juga dapat beragam sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.
Sebagai usaha untuk melestarikan warisan budaya, tradisi Peutroen Tanoh Anuek dalam budaya Aceh memiliki keterkaitan yang erat dengan perjalanan hidup individu. Jika dipelajari secara mendalam, tradisi ini mengandung nilai-nilai penting yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat, seperti keberanian, ketakwaan, kerja keras, dan semangat untuk menghadapi kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tantangan.
Tidak ada komentar