Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam pidato Gus Menteri Agama KH. Yaqut Cholil Qoumas saat peluncuran Hari Santri 2023, Gus Yaqut menyampaikan bahwa dalam perjalanan sejarah santri, dalam hal urusan politik, santri dapat menjadikan teladan dengan mengikuti jejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, yang mengharmonisasikan antara politik dengan agama. Ketika NU memutuskan untuk bergabung dengan Masyumi, sebuah kelompok yang dikenal sebagai kelompok garis keras, tujuannya adalah untuk mengendalikan mereka yang memiliki pandangan keras agar mereka berpindah ke jalur tengah yang lebih moderat. Inilah sebabnya mengapa Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari memilih untuk bergabung dengan Masyumi. Agama jangan dimanipulasi demi kepentingan politik dan kepentingan kelompok tertentu, Pernyataan Gus Yaqut tidak ditujukan kepada pribadi, individu atau kelompok tertentu, melainkan merupakan ungkapan yang bersifat umum.
Moderasi dalam beragama adalah prinsip penting yang dapat memainkan peran kunci dalam dunia politik. Ini adalah pendekatan yang mengedepankan keseimbangan, toleransi, dan kerjasama dalam menyelenggarakan urusan negara. Nilai moderasi beragama dalam berpolitik mendorong kita untuk memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dan pandangan dalam upaya membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Salah satu nilai inti dalam moderasi beragama dalam berpolitik adalah toleransi terhadap perbedaan yang ada. Ketika pemimpin politik dan masyarakat secara aktif menunjukkan toleransi terhadap perbedaan pilihan orang lain, mereka membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Ini menciptakan dasar untuk dialog yang baik antarberbagai kelompok-kelompok yang ada, yang pada gilirannya dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik dan perdamaian yang berkelanjutan.
Salah satu dampak negatif dari politik yang tidak moderat adalah potensi munculnya konflik agama. Ketika politik digunakan untuk memperkuat satu kelompok atau mengesampingkan kelompok yang lain, ini dapat memicu ketegangan dan konflik yang berkepanjangan. Moderasi dalam berpolitik dapat membantu mencegah potensi konflik dengan mempromosikan sikap saling menghormati dan penyelesaian konflik yang damai.
Moderasi dalam berpolitik juga berarti mencari keseimbangan antara kepentingan individu, kelompok dan kepentingan umum. Ini memungkinkan pemimpin politik untuk membuat keputusan yang tidak hanya berdasarkan pendapat pribadi mereka, tetapi juga mempertimbangkan kepentingan seluruh masyarakat. Ini adalah langkah yang penting untuk memastikan bahwa semua warga negara, terlepas dari agama mereka, mendapatkan perlindungan dan dukungan yang setara dari pemerintah.
Moderasi dalam berpolitik juga mengedepankan kerjasama dan dialog antarberbagai kelompok masyarakat. Ini menciptakan peluang untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai yang bersamaan dan menyelesaikan perbedaan melalui diskusi yang konstruktif. Kita dapat melihat bahwa dengan berfokus pada moderasi, kita dapat menciptakan ruang untuk mencapai kesepakatan politik yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Moderasi beragama dalam berpolitik juga berhubungan dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang adil dan berkeadilan. Dengan mengejar keadilan sosial dan perlindungan hak asasi manusia untuk semua warga negara, politik menjadi sarana untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
Moderasi beragama dalam berpolitik adalah nilai-nilai yang penting untuk membangun masyarakat yang harmonis, toleran, dan inklusif. Ini membantu mencegah potensi terjadinya konflik kepentingan, memastikan keseimbangan antara kepentingan individu, kelompok dan kepentingan umum, serta mempromosikan kerjasama dan dialog yang konstruktif. Saat kita melihat pemimpin politik dan masyarakat secara aktif mempraktikkan moderasi dalam berpolitik, kita dapat melihat harapan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih damai bagi semua warga negara, tanpa memandang latarbelakang mereka.
Tidak ada komentar