Cigugur dikenal sebagai daerah yang plural dan memiliki banyak keyakinan (agama). terdapat berbagai agama serta kepercayaan di daerah tersebut. Masyarakat Cigugur terdiri dari berbagai kelompok agama, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan penganut kepercayaan, yakni kepercayaan Sunda wiwitan. Kepercayaan Sunda wiwitan merupakan kepercayaan lokal yang mengikuti nilai nilai tradisi luhur.
Memeluk suatu agama atau kepercayaan adalah hak bagi setiap orang. Negara Indonesia tersendiri adalah Negara yang mempunyai beragam perbedaan seperti agama, etnis, suku, bangsa, budaya dan lain sebagainya. Perbedaan perbedaan tersebutlah yang memunculkan beberapa aliran dan kepercayaan di masyarakat. Negara Indonesia tersendiri mayoritasnya beragama Islam, tetapi tidak luput dari berbagai macam agama.
Beragamanya keagamaan di masyarakat dapat memicu suatu konflik. Konflik antar agama muncul dikarenakan lemahnya pemahaman masyarakat mengenai nilai nilai kemasyarakatan seperti nilai toleransi, saling menghargai dan menghormati. Maka, perlunya sikap toleransi dan saling menghargai pada setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, yang tak luput dari berbagai perbedaan. hal itu adalah tonggak awal untuk menciptakan kehidupan yang damai dan tentram antar umat beragama.
Nilai-nilai kemasyarakatan yang telah disebutkan tadi sudah sangat tertanam bagi masyarakat Cigugur. walaupun terdapat banyaknya perbedaan, akan tetapi masyarakat nya hidup damai dan tentram. toleransi terbangun dengan baik dan harmonis. meskipun dibalik keharmonisan tersebut terjadi pula proses negosiasi antar sekelompok agama, yang dimana ingin menjadi agama yang dominan. Tetapi negosiasi tersebut bisa dibicarakan secara baik baik karena sikap toleransi yang dimiliki oleh masyarakat Cigugur sangatlah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan bertahannya keragaman agama yang ada di Cigugur.
Masyarakat Cigugur tersendiri tak sedikit yang memiliki keluarga beda agama. Artinya disini adalah dalam satu keluarga terdapat banyaknya agama yang dianut. Meskipun begitu, nilai toleransi sangatlah kuat sehingga terciptanya kehidupan yang rukun dan damai. Masyarakat bersama sama membangun kehidupan yang harmonis dan rukun.
Masyarakat Cigugur masih memegang teguh nilai kebudayaan. Kebudayaan yang terjalin menjadikan semua unsur masyarakat menjadi satu. Dibuktikan dari acara adat yang bernama upacara adat Seren Taun. Upacara adat Seren Taun adalah gelar budaya tradisional masyarakat agraris Sunda, yang dilaksanakan setiap tahun. Seren Taun ini berasal dari bahasa Sunda yakni serah, seserahan atau menyerahkan. Dalam upacara adat ini, masyarakat Cigugur menyerahkan hasil panen atau hasil bumi kepada tuhan sebagai simbol rasa syukur dan berharap keberkahan ditahun berikutnya. Seren taun ini juga suatu perwujudan kesatuan masyarakat yang beragam di Cigugur.
Menariknya dari upacara adat Seren Taun ini adalah dimana semua unsur masyarakat terlibat didalamnya. Para pemuka agama dan kepercayaan bersama sama menghadiri acara pembukaan Seren Taun yang dilaksanakan di Paseban Tri Panca Tunggal. Tanpa melihat perbedaan yang ada, masyarakat Cigugur bersama sama dan saling membantu untuk persiapan acara Seren Taun ini.
Tidak hanya dilihat dari segi kebudayaan dan adat istiadat yang ada. Toleransi yang terjalin dalam kehidupan masyarakat Cigugur dilihat dari kehidupan sehari hari. mereka saling membantu apabila salah satu dari mereka ada yang membutuhkan. Tidak hanya itu saja, mereka saling menghormati dan tidak mencampuri urusan satu sama lain. membentuk keharmonisan dalam hubungan sosial serta menghormati tempat ibadah masing masing agama.
Tingginya rasa toleransi masyarakat Cigugur adalah bentuk dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Dari masyarakat Cigugur dapat dilihat bahwasanya suatu perbedaan itu tidak dapat menjadi halangan dan tantangan, namun hal tersebutlah menjadikan kesatuan bagi seluruh umat sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Mereka juga menunjukkan bahwasanya memiliki toleransi yang tinggi bukanlah suatu sikap ketidakpedulian satu sama lain, melainkan untuk saling mengenal, menghormati dan saling bekerja sama.